Minggu, 13 Juli 2014

Renungan Firman Tuhan

Mengimani-MengaminiYakobus 2:17

Kata Iman dan Amin yang kita kenal mempunyai padanan yang mirip bunyinya dalam Perjanjian Lama bahasa Ibrani, yaitu emun, emunah dan he-emin. Beberapa cerita Alkitab menjelaskan arti kata itu. Misalnya, cerita tentang Yakub dalam kejadian 45. Setelah puluhan tahun kehilangan anaknya yang dikabarkan mati diterkam binatang buas, tiba-tiba Yakub mendengar berita, bahwa anaknya itu masih hidup, bahkan menjadi raja muda di Mesir. Yakub tidak percaya. Dalam ayat 26 tertulis: “... hati Yakub tetap dingin, sebab ia tidak dapat mempercayai mereka.” Kemudian Yakub berubah pikiran. Ia mulai percaya, “... maka bangkitlah kembali semangat Yakub....” (ayat 27). Lalu ia menindaklanjuti sikap percayanya itu dengan langkah konkret. “... anakku Yusuf masih hidup; aku mau pergi melihatnya...” (ayat 28).
Contoh lain terdapat dalam cerita Abraham dalam kejadian 5:1-21. Tuhan menjanjikan sebuah negeri dan sebuah keturunan yang akan bermukim di negeri itu. Mula-mula Abraham tidak percaya, tetapi kemudian ia percaya. Dalam ayat 6 tertulis: “Lalu percayalah Abram kepada Tuhan...” Apa yang terjadi setelah Abraham mulai percaya? Abraham tidak mengajukan syarat. Ia pun tidak menyodorkan usul tandingan. Yang diperbuatnya adalah menerima baik apa yang dijanjikan Tuhan. Yang diperbuatnya adalah menyediakan diri dan membiarkan diri dipakai oleh Tuhan sebagai “kendaraan” Tuhan dalam menjalankan rencana-Nya.
Bersikap menyediakan diri atau membiarkan Tuhan bekerja dalama dirinya bukan berarti, bahwa Abraham hanya berpangku tangan dan menunggu secara pasif. Justru sebaliknya Abraham (demikian juga Yakub) melakukan tindakan-tindakan secara aktif.
Itulah arti iman, yaitu bersikap teguh dalam suatu sikap percaya dan menindaklanjuti sikap percaya itu. Arti tersebut tampak dalam doa. Ketika berdoa kita mengimani kehendak Tuhan. Dalam doa kita menyediakan diri dan membiarkan diri kita dipakai oleh Tuhan untuk melaksanakan kehendak-Nya. Kita menunduk, kita mengangguk, lalu doa itu kita akhiri dengan kata amin yang berarti sesungguhnya begitu. Kita mengakui kesungguhan kehendak Tuhan dan kesungguhan kita untuk menempatkan diri di bawah kehendak Tuhan. Dengan berdoa kita mengimani dan mengamini kehendak Tuhan.

Jadi, marilah kita hidup dalam iman yang teguh kepada Tuhan dan mengamininya dalam tindakan hidup kita sehari-hari.