Rabu, 16 April 2014

Renungan Firman

Oleh : Pdt.J.Sihombing,S.Th

Hidup yang berbahagia (Matius 6:34)

Semua manusia berharap berbahagia dimasa sekarang dan dimasa depan. Untuk mencapai kebahagiaan itu manusia mempunyai program kehidupan baik secara pribadi maupun kelompok (keluarga).

Menurut firman yang kita baca hari ini, ada dua hal yang perlu kita lakukan supaya kebahagiaan dapat kita nikmati :
  1. Jangan kuatir hari esok.
Paulus berkata dalam 1 Kor 7:32; Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Amsal salomo 12:25; Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan Dia.
Kenapa kita dilarang kuatir? Karena kekuatiran membuat kita cacat rohani dan tidak dapat melihat kemuliaan Allah. Namun perlu kita rencanakan sesuatu untuk hari esok. Dalam Lukas 14:28-29 berbunyi;           
Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia. Dengan demikian perlu kita merencanakan hari esok dengan iman dan kemampuan yang Tuhan   berikan.

  1. Bertindaklah sekarang untuk hari esok 
- Walaupun kita tidak boleh kuatir namun harus kita melakukan sesuatu sekarang untuk hari esok. Dalam Ulangan 30:9-10;
TUHAN, Allahmu, akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam segala pekerjaanmu, dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bumimu, sebab TUHAN, Allahmu, akan bergirang kembali karena engkau dalam keberuntunganmu, seperti Ia bergirang karena nenek moyangmu dahulu.
Apabila engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dengan berpegang pada perintah dan ketetapan-Nya, yang tertulis dalam kitab Taurat ini dan apabila engkau berbalik kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu."
-  Kita harus rajin dan sungguh-sungguh hari ini untuk hari esok. 
Dalam Amsal 10:4; Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.
Dalam Amsal 12:24; Tangan orang rajin memegang kekuasaan, tetapi kemalasan mengakibatkan kerja paksa.
Dalam Amsal 13:4; Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan.
Dalam Amsal 21:25; Si pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya enggan bekerja.


Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan saya yakin jika firman ini kita lakukan kita akan menjadi jemaat yang diberkati Tuhan, sehingga kita berbahagia. Amen

Sabtu, 12 April 2014

Renungan Firman Tuhan Minggu, 13 April 2014

Mengimani-Mengamini Yakobus 2:17
Kata Iman dan Amin yang kita kenal mempunyai padanan yang mirip bunyinya dalam Perjanjian Lama bahasa Ibrani, yaitu emun, emunah dan he-emin. Beberapa cerita Alkitab menjelaskan arti kata itu. Misalnya, cerita tentang Yakub dalam kejadian 45. Setelah puluhan tahun kehilangan anaknya yang dikabarkan mati diterkam binatang buas, tiba-tiba Yakub mendengar berita, bahwa anaknya itu masih hidup, bahkan menjadi raja muda di Mesir. Yakub tidak percaya. Dalam ayat 26 tertulis: “... hati Yakub tetap dingin, sebab ia tidak dapat mempercayai mereka.” Kemudian Yakub berubah pikiran. Ia mulai percaya, “... maka bangkitlah kembali semangat Yakub....” (ayat 27). Lalu ia menindaklanjuti sikap percayanya itu dengan langkah konkret. “... anakku Yusuf masih hidup; aku mau pergi melihatnya...” (ayat 28).Contoh lain terdapat dalam cerita Abraham dalam kejadian 5:1-21. Tuhan menjanjikan sebuah negeri dan sebuah keturunan yang akan bermukim di negeri itu. Mula-mula Abraham tidak percaya, tetapi kemudian ia percaya. Dalam ayat 6 tertulis: “Lalu percayalah Abram kepada Tuhan...” Apa yang terjadi setelah Abraham mulai percaya? Abraham tidak mengajukan syarat. Ia pun tidak menyodorkan usul tandingan. Yang diperbuatnya adalah menerima baik apa yang dijanjikan Tuhan. Yang diperbuatnya adalah menyediakan diri dan membiarkan diri dipakai oleh Tuhan sebagai “kendaraan” Tuhan dalam menjalankan rencana-Nya.Bersikap menyediakan diri atau membiarkan Tuhan bekerja dalama dirinya bukan berarti, bahwa Abraham hanya berpangku tangan dan menunggu secara pasif. Justru sebaliknya Abraham (demikian juga Yakub) melakukan tindakan-tindakan secara aktif.Itulah arti iman, yaitu bersikap teguh dalam suatu sikap percaya dan menindaklanjuti sikap percaya itu. Arti tersebut tampak dalam doa. Ketika berdoa kita mengimani kehendak Tuhan. Dalam doa kita menyediakan diri dan membiarkan diri kita dipakai oleh Tuhan untuk melaksanakan kehendak-Nya. Kita menunduk, kita mengangguk, lalu doa itu kita akhiri dengan kata amin yang berarti sesungguhnya begitu. Kita mengakui kesungguhan kehendak Tuhan dan kesungguhan kita untuk menempatkan diri di bawah kehendak Tuhan. Dengan berdoa kita mengimani dan mengamini kehendak Tuhan.Jadi, marilah kita hidup dalam iman yang teguh kepada Tuhan dan mengamininya dalam tindakan hidup kita sehari-hari.

Minggu, 06 April 2014

Sejarah Berdirinya Gereja Pentakosta Indonesia (GPI) Sidang Karawaci

Sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan penduduk demikian juga pelayanan-pelayanan gereja semakin berkembang. Sampai dengan tahun 1994 Gereja Pentakosta Indonesia di daerah Tangerang hanya satu yaitu Gereja Pentakosta Indonesia Sidang Tangerang yang berlokasi di Jl. Jaya Katwang Raya No. 1 Perumnas IV Tangerang. Bapak Pendeta J. Sihombing, S.Th yang kala itu masih menjabat sebagai Sintua di gereja tersebut melihat bahwa daerah Tangerang memerlukan perkembangan gereja agar jemaat dapat terlayani dengan baik.
Foto bersama Gembala Sidang dan Hamba Tuhan di GPI Sidang Tangerang
Pada bulan Agustus 1995 Bapak Pendeta J. Sihombing, S.Th, bersama Bapak Guru Injil R.Silitonga yang pada masa itu masih menjabat sebagai Sintua di Gereja Pentakosta Indonesia Sidang Bandung memulai pos pelayanan di Karawaci tepatnya di Jalan Imam Bonjol Gang Bidong No. 41 Rt 03/05 Kelurahan Karawaci. Atas pertolongan Tuhan dan persetujuan Pengurus Gereja Pentakosta Indonesia Wilayah Pulau Jawa, terbentuklah Pos Pelayanan Gereja Pentakosta Indonesia Sidang Karawaci. Di atas tanah seluas 135 M dengan bermodalkan bahan material seadanya yaitu bambu, rumbia dan asbes bekas dimana tanah dan bahan-bahan tersebut berasal dari hibah atau sumbangan dari Bapak Pendeta J. Sihombing, STh, dibangunlah bangunan darurat seluas 5 x 10 M.
Foto Ibadah perdana Pospel GPI Sidang Karawaci (Pdt.Y.Nainggolan Bandung)
Ibadah perdana Pospel GPI Sidang Karawaci (WL: St.R.Silitonga)
Peresmian GPI Karawaci 10 Desember 1995(Gembala Sidang: Pdt.J.Sihombing,S.Th)
Kata Sambutan (Pdt.Drs.Albert Sihombing)
Firman Tuhan (Pdt. Drs.Dj,Rajagoekgoek)
Dengan sukacita yang sangat luar biasa bersama dengan saudara-saudara seiman sebanyak 6 KK ditambah 6 orang pemuda/pemudi dan 10 orang anak-anak sekolah minggu kami melayani dengan sungguh-sungguh dan berkat Tuhan semakin nyata kami rasakan. Hingga saat sekarang gereja sudah berdiri dengan kondisi semi permanen dengan luas bangunan 7,5 x 15 M, dengan jumlah sebanyak 51 KK ditambah pemuda/pemudi sebanyak 35 orang sehingga menjadi 136 jiwa ditambah anak-anak sekolah minggu sebanyak 52 jiwa.

Ibadah Perdana KPI Pemuda SeJabodetabek di GPI Karawaci
Ibadah Perdana KPI Pemuda SeJabodetabek di GPI Karawaci
Ibadah Gabungan dan Baptisan Air di Ancol
Bapak Pendeta J. Sihombing,S.Th, sebagai Gembala Sidang yang tadinya masih bekerja di Perusahaan PT. Indositex Sejati Karawaci, kemudian memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan dan melayani secara full – time karena tuntutan pelayanan yang semakin berkembang agar waktu dan perhatian yang diberikan cukup memadai terhadap tugas pelayanan. Dengan dibantu 2 orang Guru Injil dan 3 orang Sintua pelayanan dapat berjalan dengan baik.

Foto (Lama) Gembala Sidang, Hamba Tuhan bersama dengan istri 
Foto (Terbaru) Gembala Sidang, Hamba Tuhan bersama dengan istri
Foto Gereja Terbaru